Kelas Saintek SMP Musasi Adakan Praktik Ecoprint

Loading

Program peminatan Sains dan Teknologi (Saintek) SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) bekerjasama dengan Kreasi Nila untuk pembelajaran Ecoprint dengan teknik Steaming Selasa (8/8/2023). Kegiatan ini diadakan di halaman kantin sekolah diikuti oleh 100 siswa kelas 7 dan 8 Saintek.
Teguh Prastyo, SPd, selaku Humas dan SDM program peminatan Saintek menjelaskan materi ecoprint sebenarnya ada di kelas 7. Namun 2 tahun lalu belum sempat diberikan, sehingga siswa kelas 9 sekarang diajak untuk mengikuti kegiatan ini sembari belajar bersama adik kelasnya.

Sebelum dilaksanakan, seluruh peserta sudah membawa ember dan jepitan jemuran dari rumah. Kedua alat tersebut untuk menunjang proses Ecoprint nantinya. Kemudian setiap kelompok mendapatkan kain putih, tongkat kayu, tawas, cuka, soda ash, soda kue, tanjung cair dan Treatment Red Oil (TRO) dari Kreasi Nila.

Kegiatan ecoprint diawali dengan proses scouring, dimana setiap ember diberi air hangat. Selanjutnya tawas, cuka, soda ash, soda kue dan tanjung cair dicampur menjadi satu. Setelah itu kain putih direndam kedalam campuran yang terdapat di dalam ember.

Kain harus terendam semua oleh campuran yang ada, agar tidak terjadi pencampuran warna saat peletakkan dedaunan. Setelah kain terendam sempurna, diperas sekuat mungkin agar zat lilin dan lapisan kanji pada kain ikut meluruh dan kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan di bawah Terik matahari selama 1 jam.

Proses memeras kain sebelum tahap mordanting (Adistya-smpmusasi.sch.id)

Selama proses menunggu kain kering, Dyah Retno Nilawati salah satu anggota komunitas Kreasi Nila menjelaskan terkait dedaunan yang digunakan untuk proses ecoprint. “Tidak sembarang daun yang dapat digunakan,” ujar Nila sapaan akrabnya. Cari daun yang tulang daunnya terasa apabila diraba. “Tulang daun yang memenuhi syarat adalah tulang daun yang tidak terlalu tipis atau terlalu tebal,” sambungnya. Daun yang diberikan kepada peserta pelatihan kali ini berupa daun jati, bunga kenikir dan jarang kepyar.

Proses kedua disebut dengan tahap Mordanting, proses ini nantinya dapat menyebabkan efek jejak daun pada kain. Tahap ini diawali dengan mencampur air dengan TRO sembari diaduk dengan tongkat kayu peras kain kemudian dibentangkan. Dengan kondisi yang masih lembab, para siswa Menyusun daun yang telah dibagikan sesuai dengan keinginan kelompok masing-masing. Setelah daun tersusun rapi, kain ditutup dengan plastik.

Teknik selanjutnya yaitu teknik Founding, dimana daun yang sudah tersusun rapi ditutup dengan plastik diinjak-injak dengan menggunakan kaki. Setelah dirasa cukup, kain digulung dan diikat dengan kencang menggunakan tali rafia. Setelah tertutup rapat, kain dikukus oleh dandang khusus selama 2 jam.
Sembari menunggu, Nila melanjutkan ceritanya, ecoprint ini jika ditekuni bisa menjadi ladang bisnis. Selama 5 tahun ia menggeluti dunia ecoprint ini, sebelumnya Nila adalah salah satu anggota dari departemen agama. “Dari ecoprint ini kita juga dapat mempelajari metamorfologi tumbuhan,” pungkas Nila.

Safina Nadim merasa senang dengan adanya kegiatan ini. “Kegiatannya sangat panjang dan melelahkan, akan tetapi ini dapat menjadi experience tersendiri buat aku,” ujar siswi kelas 7 Saintek 2. Selain itu siswi Saintek juga dapat belajar berwirausaha dengan mengembangkan bisnis di dunia ecoprint.

Kontributor : Adistya Marella Kesa Damara dan Raihanna Jinan Ulya Rachman

Editor : Achmad Bagus Hendy Kurniawan

Related Posts

Leave a Reply