smpmusasi.sch.id – Selasa (14/10/2025) siswa-siswi asal SMP di Sidoarjo menghadiri kegiatan bedah buku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sidoarjo. Acara ini menghadirkan perwakilan 8 siswa, dan 2 guru dari setiap sekolah dari 4 sekolah yang diundang. Dari SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (SMP Musasi) dihadiri oleh Ratri Daniswara dan Jasmine Firdani Dwi Putri dari kelas 9 Internasional 1, Delovaisyah Queentara Hutomo dari kelas 9 Sains dan Teknologi 2, Regaleta Azzalea Yumna Putri dan Gadiez Syifaa Mahbub dari kelas 8 Entrepreneur 1, Afika Ruby Syifani dari kelas 8 Entrepreneur 2, serta Nauraliya Khairunnisa dan Razhita Aleesya Putri dari kelas 8 Internasional 2. Adapun pihak guru yang mendampingi yaitu Nurul Izzah Fitri Hidayat SPd dan Bella Savira Putri Wijayanto AMd.
Materi pertama disampaikan oleh H Usman MKes anggota DPRD Komisi D Kabupaten Sidoarjo. “Literasi perpustakaan dan bedah buku itu sangat bermanfaat bagi siswa tingkat SMP,” ujar Usman. “Dengan adanya literasi perpustakaan dan bedah buku, siswa dapat menguatkan sikap kritis mereka dan menimbulkan stimulan publik,” sambungnya. Ia juga mengemukakan pendapatnya jika informasi bisa didapatkan di media sosial manapun. “Sehingga budaya membaca sangat diperlukan agar pengguna sosial media tidak mudah terpengaruh oleh informasi palsu yang banyak tersebar,” sambungnya.
Ia melanjutkan, “Perpustakaan Sidoarjo disediakan sebagai sarana dan prasana untuk masyarakat.” Dengan adanya perpustakaan, masyarakat dan peserta didik dapat meningkatkan minat mereka dalam membaca. Ia menekankan bahwa Perpustakaan memiliki peran strategis dalam pengembangan, khususnya melalui pengintegrasian data dan pengelolaan informasi yang sesuai dengan fakta.
Selain itu, Perpustakaan juga harus turut aktif merencanakan, mengusulkan program, dan memperkuat komunikasi dengan masyarakat, serta mendorong inovasi agar perpustakaan lebih menarik dan mudah diakses. “Bagi DPRD sendiri, perpustakaan berperan sebagai mitra pemerintah daerah dalam mendukung kegiatan literasi, peningkatan sumber daya manusia, sekaligus penguatan sikap kritis dan membiasakan warga untuk tidak mudah terombang-ambing oleh arus informasi yang kurang bertanggung jawab,” tutup Usman.
Anggota DPRD Komisi D lainnya yang turut hadir di acara ini, Kasipah AMd memberikan pandangannya tentang literasi sebagai sebuah investasi. “Cerita yang pernah kalian buat bukan hanyalah sekedar tulisan, melainkan juga bagaimana kalian menuangkan ide kepada tulisan yang kalian tulis, gagasan tulisan, dan juga inovatif kalian dalam menuliskan cerita itu,” ujar Kasipah.

Selain itu, Kasipah juga menekankan bahwa budaya literasi harus diarahkan untuk memberikan nilai tambah ekonomi, dan manfaat nyata bagi para penulis, terutama di kalangan pelajar. Berikut beberapa manfaat sebagai penulis:
- Kepuasan batin dan kebanggaan: melihat karya sendiri diterbitkan dan diapresiasi memberikan rasa puas dan bangga.
- Jaringan dan relasi: mendapat kesempatan berinteraksi dengan pembaca, sesama penulis, penerbit, atau kontrak kerja.
- Peluang profesional: karya yang baik bisa membuka pintu karier sebagai penulis profesional, pembicara, dosen atau kolumnis.
- Kontribusi Sosial dan Budaya: membangun peradaban melalui gagasan, dan narasi uang dihadirkan dalam karya.
Setelah itu barulah kegiatan bedah buku yang berjudul “Belajar Nggak Jamin Buat Kamu Kaya, Jadi Buat Apa? dimulai. Buku yang ditulis oleh Niwatul Assaudiyah Lc terdiri dari 3 bab. Bab pertama, membahas tentang miskonsepsi arti belajar. “Belajar itu fleksible, bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja,” jelas Niswahikmah nama penanya. Bab kedua menyoroti betapa pentingnya belajar ilmu umum dan ilmu agama agar tidak hanya fokus terhadap kehidupan yang sementara, tetapi juga kehidupan setelahnya. Bab ketiga berisi tentang kisah kisah para pejuang ilmu yang dulu menempuh ribuan kilometer demi mendapatkan pengetahuan yang bisa menginspirasi bagi generasi sekarang yang memiliki akses belajar yang lebih mudah tapi sering kehilangan semangat.
Penulis yang merupakan alumni SMP Musasi itu juga menyampaikan banyak hikmah melalui buku ini antara lain seperti pentingnya berbagi ilmu, bertanggung jawab dengan pilihan yang dipilih dan mengamalkan ilmu di kehidupan sehari-hari agar membawa manfaat. “Belajar juga tidak memandag gender, semua berhak mendapatkan pengetahuan dan pendidikan setinggi-tingginya,” pungkasnya. Kegiatan di akhiri dengan sesi tanya jawab yang di sambut antusias oleh semua peserta. Ratri mendapatkan buku karya Niswahikmah setelah pertanyaannya dinobatkan sebagai pertanyaan terbaik pada kegiatan kali ini.

Buku “Belajar Nggak Jamin Kamu, Jadi Buat Apa?” bisa di dapatkan melalui Gramedia digital, google playbooks, e-Pusnas, dan versi cetak bisa melalui pre-order di Gramedia digital atau penulis.
Reporter : Nauraliya Khairunnisa dan Razhita Aleesya Putri
Editor : Achmad Bagus Hendy Kurniawan












