Setiap tahun, bangsa Indonesia memperingati dua momentum penting yang sarat makna: Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei, dan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei. Meskipun memiliki latar belakang sejarah dan fokus yang berbeda, keduanya membawa semangat yang saling melengkapi—khususnya dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa.
Tahun 2025 ini, Hari Kebangkitan Nasional mengusung tema “Bangkit Bersama, Wujudkan Indonesia Kuat”, sementara Hari Pendidikan Nasional mengangkat tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Bila kita cermati lebih dalam, kedua tema ini punya benang merah yang sangat kuat. Pendidikan yang bermutu adalah fondasi bagi kebangkitan bangsa. Sebaliknya, semangat kebangkitan nasional akan terasa hampa bila tidak dibarengi dengan pemerataan akses dan mutu pendidikan di seluruh lapisan masyarakat.
Sejarah dan Semangat Kebangkitan
Hari Kebangkitan Nasional diperingati untuk mengenang berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Organisasi ini menjadi pelopor lahirnya semangat nasionalisme dan kesadaran kolektif sebagai satu bangsa. Dari situlah awal mula perjuangan kemerdekaan Indonesia tumbuh dan berkembang—bukan lagi sebagai perlawanan daerah yang terpisah-pisah, melainkan sebagai gerakan nasional yang terorganisir.
Semangat yang diusung Boedi Oetomo tidak lepas dari peran kaum terpelajar—orang-orang yang memperoleh pendidikan dan kemudian menyadari pentingnya memperjuangkan nasib bangsanya. Dalam konteks inilah, pendidikan dan kebangkitan menjadi dua sisi dari satu mata uang: tak mungkin ada kebangkitan tanpa pendidikan yang mencerahkan.
Pendidikan sebagai Pondasi Kebangkitan
Saat ini, tantangan yang kita hadapi tidak lagi dalam bentuk penjajahan fisik, melainkan dalam bentuk kesenjangan pengetahuan, akses pendidikan yang belum merata, dan kualitas pembelajaran yang masih beragam. Di sinilah tema Hardiknas 2025, “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”, menjadi sangat relevan.
Pendidikan bukan lagi tugas pemerintah semata. Dunia usaha, komunitas, keluarga, hingga individu memiliki peran penting dalam membentuk lingkungan belajar yang inklusif dan bermutu. Pendidikan bermutu untuk semua bukan hanya tentang membangun gedung sekolah atau mengganti kurikulum, tapi juga soal menghadirkan guru yang kompeten, memastikan siswa mendapat gizi yang cukup, serta menciptakan sistem pendukung yang berpihak pada anak.
Dengan kata lain, pendidikan adalah kerja kolektif. Dan semangat kolektif inilah yang sejalan dengan tema Hari Kebangkitan Nasional: Bangkit Bersama. Kebangkitan yang kita harapkan adalah kebangkitan yang inklusif, yang mencakup semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Menghubungkan Tema: Dari Kelas Menuju Kekuatan Bangsa
Mengapa pendidikan yang bermutu untuk semua penting dalam konteks kebangkitan nasional? Karena setiap anak Indonesia adalah aset bangsa. Bila mereka mendapatkan hak pendidikannya secara adil dan bermutu, maka mereka akan tumbuh menjadi generasi yang cakap berpikir kritis, mandiri, dan punya integritas.
Bayangkan jika seluruh anak dari Sabang sampai Merauke mendapat kesempatan belajar yang sama baiknya. Mereka akan tumbuh bukan hanya sebagai pekerja atau profesional, tapi sebagai warga negara yang sadar, peduli, dan siap berkontribusi bagi negeri. Inilah Indonesia Kuat yang dimaksud dalam tema Hari Kebangkitan Nasional.
Kebangkitan tidak akan pernah terjadi bila sebagian rakyat tertinggal dari segi pendidikan. Kita tidak bisa berbicara tentang kemajuan teknologi, pembangunan ekonomi, atau daya saing global bila masih banyak anak Indonesia yang kesulitan membaca, menulis, atau memahami pelajaran dasar.
Peran Kita Semua
Sudah saatnya kita berhenti menganggap pendidikan sebagai urusan sektor tertentu saja. Pendidikan adalah urusan kita semua. Peran orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah, peran masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, peran dunia usaha dalam menyediakan akses magang dan pembelajaran dunia kerja—semuanya adalah bagian dari partisipasi semesta.
Ketika seluruh elemen bangsa bergerak bersama-sama untuk menjamin pendidikan yang bermutu bagi semua anak, saat itulah kita benar-benar bangkit bersama. Dan kebangkitan yang demikian tidak bersifat sesaat, melainkan berkelanjutan.
Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar peringatan seremonial tahunan. Kedua hari ini adalah pengingat bahwa untuk membangun Indonesia yang kuat, kita perlu menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dan tanggung jawab bersama.
Dengan semangat partisipasi semesta dan tekad untuk bangkit bersama, mari kita wujudkan pendidikan bermutu yang menjangkau seluruh anak bangsa. Karena hanya dengan itulah, Indonesia yang kuat, tangguh, dan berdaya saing bisa benar-benar terwujud.