0813 3186 3666 smpmusasi@gmail.com

Quranic Parenting SMP Musasi Datangkan Juara Hafiz Indonesia 2021 dan Ahli Iridology & Sclerology

Oleh

Achmad Bagus

smpmusasi.sch.id- SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (SMP Musasi) kedatangan Elfadh Aqeela Zahidah Fadly Juara 1 Hafiz Indonesia tahun 2021 serta Abuya Fadly ahli Iridology dan Sclerology dalam tajuk Quranic Parenting pada hari Kamis (28/8/2025). Acara yang dilaksanakan di aula SMP Musasi ini diikuti oleh murid dan sebagian wali murid kelas 9. Dibuka dengan pembacaan Al Quran oleh Aydin Zafran Ahmad dan Luqman Abdulhakim Damapoli Quranic parenting berjalan khidmat.

-
people visited this page
-
spent on this page
0
people liked this page
Share this page on

Kepala SMP Musasi dalam sambutannya berharap jika nanti ilmu yang diberikan oleh Abuya Fadly dan Elfadh Aqeela Zahidah Fadly dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. “Anak-anak yang hadir disini juga bisa seperti Aqeela yaitu menjadi seorang hafiz Quran, karena lingkungan sekolah dan keluarga yang mendukung,” ujar Erna Herawati SPd MPd. Sambutan dilanjutkan oleh Ketua Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Non Formal Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sidoarjo. Drs Eko Budi Agus Priatna mengatakan jika Quranic Parenting ini penting bagi kita sebagai orang tua. “Kegiatan ini sangat penting mengingat tugas kita sebagai orang tua semakin kompleks dibandingkan dengan zaman dulu,” ujar Agus.

Ia melanjutkan dengan arus teknologi dan informasi yang seolah olah tanpa batas orang tua harus menjadi lebih prefentif dalam menjaga anak-anak, agar nantinya mereka bisa menjadi generasi penerus sesuai dengan yang diinginkan. “Muhammadiyah selalu medorong Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) terutama bidang Pendidikan untuk berinovasi dengan metode yang tidak hanya mengembangkan aspek kecerdasan otak saja namun juga membangun karakter dan keimanan yang semakin kuat di kehidupan sehari-hari,” sambungnya. Kemudian acara dilanjutkan oleh Abuya Fadly dan Aqeela Elfadh sapaan akrab Elfadh Aqeela Zahidah Fadly.

Abuya Fadly yang merupakan ayahanda dari Aqeela Elfadh, menceritakan kisah Aqeela yang mulai menghafal Qur’an sedari usia 9 tahun. Meskipun begitu, Aqeela berhasil menghafalkan 10 Juz dalam waktu 1 tahun. Sehingga ia bisa dianugrahi gelar Juara 1 Hafiz Indonesia RCTI tahun 2021. Dari kelebihan Aqeela di bidang Matematika, Abuya mengembangkan metode Aqeela Finger Quran. Metode ini membantu anak anak menghafal dengan lancar. “Metode tersebut dapat diterapkan dengan menghafal jarimatika, kemudian hafalkan setiap awalan ayat Al Quran sembari menggerakan jari,” ujar Abuya Fadly.

“Tangan kiri sebagai puluhan sedangkan tangan sebagai bilangan satuan,” sambungnya. Lalu jika nanti bertemu bilangan ratusan maka bilangan ratusan itu ada di pikiran kita. “Inilah metode yang digunakan Aqeela saat menghafal Al Quran,” sambungnya. Melanjutkan perkataan ayahanda, Aqeela memberikan beberapa tips juga kepada murid SMP Musasi dalam meghafal Al Quran. Aqeela menekankan bahwa menghafal Al Quran harus dilakukan dengan hati yang senang agar terasa ringan dan tidak menjadi beban. Selain itu, ia juga menyampaikan pentingnya menggunakan metode yang benar. Salah satunya adalah metode Aqeela Finger Quran (AFQ), yaitu cara menghafal Al Quran dengan bantuan angka pada jari untuk memudahkan dalam mengingat dan mengulang ayat-ayat.

Praktik Menghafal Surat Al Fatihah Menggunakan Metode AFQ (Himma-smpmusasi.sch.id)

Abuya Fadly juga menjelaskan tentang Iridology dan Sclerology, dua ilmu yang membaca kondisi kesehatan melalui mata. “Iridology digunakan untuk mengetahui kondisi tubuh lewat iris mata, sedangkan Sclerology membaca tanda-tanda kesehatan melalui bagian putih mata (sclera),” ujar Abuya Fadly. Pengetahuan ini penting bagi orang tua untuk memperhatikan kesehatan anak agar proses belajar dan menghafal Al Quran berjalan lebih optimal. Selain itu, ia juga membahas tentang peran otak kiri dan otak kanan dalam proses menghafal. Otak kiri berhubungan dengan angka, logika, bahasa, dan daya ingat terstruktur, sedangkan otak kanan berkaitan dengan warna, imajinasi, musik, serta kreativitas. Ia menekankan bahwa hafalan Quran akan lebih kuat jika kedua belahan otak digunakan secara seimbang. “Kalau hanya mengandalkan otak kiri, hafalan mungkin bisa cepat, tapi akan cepat hilang. Kalau otak kanan ikut berperan, hafalan jadi lebih hidup dan membekas di hati,” pungkasnya.

Reporter: Regaleta Azzalea Yumna Putri dan Nauraliya Khairunnisa

Editor: Achmad Bagus Hendy Kurniawan

Related Post

Leave a Comment