Sidoarjo, 12 Juli 2025 – Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sidoarjo sukses menggelar Workshop Program Inklusi selama dua hari pada 10-11 Juli 2025. Acara ini diikuti oleh perwakilan dari SD Muhammadiyah 1, SD Muhammadiyah 2, MI Mecca, SMP Muhammadiyah 1, dan SMP Muhammadiyah 10. Bertempat di lingkungan Muhammadiyah Sidoarjo, workshop ini bertujuan membekali sekolah dan guru dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah bagi murid berkebutuhan khusus.
Dengan mengusung tema pendidikan inklusif, kegiatan ini dirancang untuk memenuhi dua tujuan utama. Pertama, mempersiapkan sekolah agar mampu merancang program pelayanan khusus bagi murid berkebutuhan khusus. Kedua, meningkatkan kompetensi guru dalam mendampingi dan mengelola proses pembelajaran yang inklusif. “Pendidikan inklusi adalah wujud nyata dari nilai-nilai Islam yang menjunjung keadilan dan kasih sayang untuk semua,” ujar salah satu narasumber, Muflich Hasyim, dalam sesi pembukaan.
Rangkaian Materi yang Komprehensif
Workshop ini menghadirkan enam materi inti yang disampaikan secara interaktif oleh dua narasumber ahli, Muflich Hasyim dan Harum Kawaludin. Hari pertama diawali dengan sesi “Pendidikan Inklusi dalam Perspektif Islam”, yang menggali nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan dalam pendidikan sesuai ajaran Islam. Sesi ini mengajak peserta memahami bahwa inklusi bukan sekadar kebijakan, tetapi juga panggilan moral untuk memastikan setiap anak mendapat hak pendidikan yang setara.
Selanjutnya, peserta diajak mendalami “Prinsip Layanan Inklusi”, yang menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam mendukung kebutuhan beragam murid. “Setiap anak itu unik. Guru harus punya kepekaan untuk memahami kebutuhan mereka,” ungkap Harum Kawaludin, yang juga memandu sesi “Identifikasi dan Asesmen Awal Murid Berkebutuhan Khusus”. Sesi ini memberikan panduan praktis untuk mengenali karakteristik dan kebutuhan khusus murid sejak dini.
Hari kedua berfokus pada langkah-langkah teknis. Peserta dilatih menyusun “Profil Murid Berkebutuhan Khusus” untuk memetakan kebutuhan individu secara akurat. Sesi “Modifikasi Kurikulum dan Penyusunan RPP Inklusi” menjadi salah satu yang paling dinanti, karena memberikan contoh konkret bagaimana menyesuaikan kurikulum agar sesuai dengan kemampuan murid. Terakhir, sesi “Penyusunan Program Pembelajaran Individual (PPI)” mengajarkan guru cara merancang rencana pembelajaran yang dipersonalisasi.
Antusiasme Peserta dan Dampak Nyata
Antusiasme peserta terlihat jelas dari diskusi interaktif dan sesi tanya jawab yang berlangsung hangat. Para guru dari berbagai sekolah berbagi pengalaman mereka dalam menangani murid berkebutuhan khusus, mulai dari kesulitan belajar hingga tantangan perilaku. “Saya jadi lebih paham cara membuat RPP yang benar-benar memperhatikan kebutuhan murid,” ujar salah satu peserta dari SD Muhammadiyah 2.
Muflich Hasyim, narasumber yang juga praktisi pendidikan inklusif, menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, guru, dan orang tua. “Inklusi bukan hanya tugas guru, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung,” katanya. Sementara itu, Harum Kawaludin menambahkan bahwa asesmen awal yang tepat dapat menjadi fondasi kuat untuk keberhasilan pembelajaran inklusif.
Langkah Menuju Sekolah Inklusif
Workshop ini menjadi langkah awal bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah di Sidoarjo untuk mengimplementasikan pendidikan inklusif secara lebih terstruktur. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sidoarjo berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga mendorong sekolah untuk segera menerapkan ilmu yang didapat. “Kami ingin setiap sekolah Muhammadiyah menjadi tempat yang ramah bagi semua anak, tanpa terkecuali,” ujar koordinator acara.
Para peserta pun meninggalkan workshop dengan semangat baru dan sejumlah rencana aksi. Beberapa sekolah berencana membentuk tim khusus untuk pendidikan inklusif, sementara yang lain akan memulai dengan asesmen awal untuk mengidentifikasi kebutuhan murid. Dengan dukungan materi yang praktis dan inspirasi dari narasumber, workshop ini menjadi titik tolak menuju pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Acara ditutup dengan foto bersama, menandakan komitmen bersama untuk mewujudkan pendidikan inklusif di lingkungan Muhammadiyah Sidoarjo. Semoga langkah ini menjadi awal dari perubahan nyata bagi dunia pendidikan.